KENAPA SENI LUKIS ABSTRAK ?
Salahsatu kegiatan kesenian itu, adalah pameran seni lukis abstrak yang mengajak para pemirsa dan pengamat serta pencinta seni bukan hanya semata-mata menikmati keindahan visual belaka, tetapi juga mengetuk hati nurani mereka untuk berpikir, merenungkan kembali makna tentang hidup dan kehidupan itu. Pameran Seni Lukis Abstrak di Indonesia yang Pertama ini akan diikuti oleh para pelukis abstrak dari Bali, Surabaya, Malang, Surakarta, Jepara, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan Medan, rencananya akan digelar di Galeri Nasional Jakarta, merupakan suatu pameran lukisan abstrak yang unik karena akan disajikan sebagai sebuah kegiatan akbar – pameran tunggal dari para pelukis abstrak yang disajikan bersama-sama. Setiap pelukis akan memamerkan puncak-puncak karya lukisan abstrak mereka masing-masing, utamanya lukisan-lukisan terbaru, periode 2003 – 2006, lengkap dengan informasi pemikiran serta dokumentasi yang menjadi latar belakang kreativitas mereka di dalam proses penciptaan karyanya yang akan disajikan dalam buku ataupun vcd.
KENAPA PAMERAN INI DIMUNCULKAN?
Adanya kesepakatan
Perjalanan pameran seni lukis abstrak ......
Kesugguhan prosesi kelahiran .........
Seni di Nusantara secara keseluruhan merefleksikan kebhinekaan yang sangat besar. Ini disebabkan terutama karena faktor geografis dan juga secara historis tidak memberikan kesempatan untuk berkembang secara homogen dengan garis evolusi yang tunggal. Seni Abstrak di Nusantara (seni mujarad) juga sudah hadir sejak jaman pra sejarah. Seni Wayang dan Keris bahkan telah diproklamasikan oleh UNESCO sebagai the intangible and oral world heritage. Batik dan tenun dalam makna yang dalam juga dapat diartikan sebagai budaya abstrak yang diwujudkan dalam nilai guna.
Pameran lukisan abstrak yang digelar ini akan menghadirkan keragaman wujud karya lukisan abstrak itu sendiri yang mencerminkan ide, gagasan dan wawasan masing-masing pelukis dalam memaknai kehidupan serta impiannya di masa mendatang. Pameran ini juga berbeda dengan pameran-pameran sebelumnya karena tidak diangkat kurator yang khusus untuk menyeleksi para pelukis ataupun karya lukisan yang akan dipamerkan. Kebersamaan untuk mengajak dan menunjuk pelukis di setiap kota dilakukan bersama dengan para pelukis abstrak setempat, terutama yang yakin menyatakan diri masing-masing sebagai pelukis abstrak. Pemilihan kualitas lukisan dibahas bersama-sama dan penentuan jumlah lukisan yang akan dipamerkan ditentukan berdasarkan luas dan kondisi ruang pameran yang tersedia.
‘Abstrak’ adalah istilah yang seringkali dipergunakan untuk menjelaskan pengaruh yang berkelebihan/ extrem dari dorongan hati (impulse) untuk meninggalkan alam (nature). Pengganti atau kata lain untuk ‘abstrak’ seperti ‘non-obyective’ dan ‘non-figurative’ sering dianjurkan agar dapat lebih dipahami. Imaji sebuah empat persegi lebih kearah sebuah ‘obyek’ atau sebuah ‘figur’ dari pada imaji sebuah ‘wajah’ (face) atau sebuah ‘pemandangan alam’ (landscape); walaupun kenyataannya ‘figur’ lebih awal dipergunakan oleh para ahli geometri dalam penamaan A atau B sebagai abstraksi yang mereka maksudkan.
Tidak dapat disangkal lagi kalau kata sifat ‘abstrak’ adalah membingungkan dan bahkan berlawanan asas (paradoxial). Bagi sebuah lukisan ‘abstrak’, ia adalah sebuah lukisan yang paling positif nyata, karena sejak awal telah dibatasi dengan perhatian akan persoalan permukaan fisik yang menggoda panca indera (sensuous) daripada sebuah kanvas yang dipersiapkan untuk sebuah lukisan matahari terbenam ataupun sebuah potret. Kata sifat itu juga membingungkan, karena memiliki pengertian/implikasi sebagai sebuah kata kerja ataupun sebuah kata benda.
Kata kerja ‘abstrak’ (to abstract) berarti: 1) meringkaskan, mengintisarikan, mengikhtisarkan (to abstract article); 2) menjauhkan, memisahkan atau menghilangkan dari (to draw away from); atau 3) mendesak untuk bebas (to draw out).
Kata benda ‘abstraksi’ (abstraction) telah memiliki arti sekaligus memisahkan, menjauhkan ataupun mendesak untuk bebas – seperti contoh sebuah figur yang geometris ( a geometrical figure) atau sebuah siluet yang tak berbentuk (an amorphous silhuette) tidak memiliki hubungan yang nyata dengan realitas yang konkrit.
‘Abstrak’ kalau begitu dapat dimaknai sebagai sebuah kata sifat yang dapat diterapkan kepada karya-karya seni dengan ruang gerak (latitude) tertentu dan karena tidak ada kata yang lebih baik dan lebih umum yang dapat mewakilinya, kata itu akan kita pergunakan dalam tulisan ini selanjutnya tanpa memakai tanda petik lagi.
Dengan demikian seni abstrak lebih pada pengertian cara berpikir, bersikap ataupun ide serta konsep-konsep mendasar yang tidak semata-mata rasional tetapi lebih pada keyakinan akan naluri dan perasaan yang paling mendalam akan keberadaan karya-karya seni yang diciptakan itu. Perkataan abstrak yang diaplikasikan untuk karya-karya seni yang memiliki dua arti itu (ambiguity) sesungguhnya sangat berguna dalam mengungkapkan kedua-artian dan kebingungan yang tidak dapat dipisahkan dari subyek itu. Mungkin dengan selalu menyimpan dalam ingatan pengertian kata kerja dan kata benda dari perkataan ‘abstrak’ itu akan dapat membantu untuk memperjelas.
Catatan; Bapak Sulebar soekarman.
Pameran besar abstrak sudah terjadi di galeri nasional
pada Nopember 2007 selama 10 hari.
Agama sejati adalah hidup yang sesungguhnya; hidup dengan seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebaikan dan kebajikan seseorang
Sunday, April 6, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment