Agama sejati adalah hidup yang sesungguhnya; hidup dengan seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebaikan dan kebajikan seseorang

Friday, April 4, 2008

Kembali pada hitam

KEMBALI PADA HITAM

Oleh : Andi Suandi


Berangkat dari pangalaman hidup selama ini, yang terus saya jalani merupakan sebuah proses yang juga terus saya jalani. Kalau saya meliat kebelakang sekali dari apa yang dikatakan sebagai perjalanan saya dimuka bumi, maka saya akan melihat kehidupan itu sejak dari kandungan orang tua, kemudian dilahirkan dan terus menjadi khalifah yang melakukan perjalanannya dengan bekal yang didapat, apakah itu melalui pendidikan formal, non formal ataupun pengalaman yang juga merupakan guru dalam proses hidup dan kehidupan. Menjadi pelukis merupakan sebuah anugrah dan kehendak yang memiliki hidup, karena awal mula saya hidup tidak pernah akan berpikir menjadi seorang pelukis, begitupun setelah saya melewati pendidikan menengah atas, itu semua bergerak, berjalan mengikuti sebuah alur yang kita sendiri tidak memahami, misteri memang tapi itulah hidup saya. Pergerakan yang terus-menerus saya lakukan akhirnya mempertemukan saya kepada dunia seni lukis yang selama ini saya geluti dengan hati yang lapang yang juga mempertemukan saya pada cermin kehidupan saya sendiri, melalui karya-karya yang saya buat beberapa tahun belakangan ini.

Jelas, bahwa proses melukis saya tidak terlepas dari proses kehidupan saya sendiri diluar seni lukis, belajar dari kehidupan dan hidup, belajar tentang diri sendiri dan mengenal diri sendiri rupanya memberikan pengalaman spiritual bagi saya dan mengimbas pada karya-karya saya sekarang ini, pengolahan batin yang selalu kita lakukan, merupakan bagian dari pengolahan akan raga yang sangat subtil yang mau tidak mau menjadikan diri kita sesuatu yang tidak ada apa-apanya, artinya kita menjadi tidak memiliki sesuatu yang selama ini merasa kita miliki. Barangkali setelah tadi saya menengok kebelakang sekali, kembali muka saya hadapkan pada kenyataan hidup yang sekarang kita jalani dan saya tidak bisa memandang dan memikirkan yang ada didepan atau sangat kedepan, tetapi semua akan saya jalani dan lakukan dengan hati yang lapang untuk lebih bisa memahami kedalam dan terus kedalam dan sangat dalam yang ada pada diri raga ini.
Semakin kedalam merupakan sebuah kerinduan saya akan sesuatu yang dapat menentramkan rasa dan jiwa, banyak hal yang menjadi diri semakin tidak mengerti dan bodoh akan sebuah kedalaman.

Menyadari akan semua ini, kita akan dihadapkan pada satu proses pendekatan yang tidak kita sadari memberikan perubahan paradigma berpikir kita akan segala hal dan itu menuntut kepasrahan total dari hidup dan kehidupan kita kepada pemilik hidup ini, segalanya menjadi lebih bisa kita memaknai hidup yang sebenarnya dan apa yang kita cari selama ini.
Saya hanya sebagian titik dari jutaan titik yang bertebaran untuk dapat memaknai dan memahami arti hidup dan kehidupan.

Barangkali kita harus mengkaji ulang terhadap apa yang selama ini kita lakukan, untuk dapat memilih dan memilah satu persatu dari hal-hal yang selama ini kita kerjakan. Memang bukan pekerjaan yang mudah dilakukan dengan kondisi kita yang selalu kita hadapi dari hari kehari dengan berbagai bentuk pekerjaan yang selama ini dikerjakan. Berhenti sejenak untuk melihat kesekelilingnya merupakan sebuah proses untuk dapat memilah semua pekerjaan yang pernah kita lakukan.
Dan berhenti memerlukan sebuah konsentrasi yang optimal dan total dan dari sanalah kita akan melihat semuanya menjadi terang dan jelas.
Perubahan akan sesuatu yang subtil menjadi hal yang dapat menyadarkan diri kita pada satu pemikiran yang akan membawa pada kondisi yang tentunya akan terasa dan merasa bahwa kita berarti untuk diri kita sendiri ataupun orang lain, serta lingkungan dimana kita hidup dan bersosialisasi.
Jadi semakin kita berpikir dan melakukan suatu aktivitas kepada orang lain dan masyarakat sekeliling, sesungguhnya kita berpikir dan bekerja untuk diri sendiri, karena dari hal itulah kita menemukan hakikat hidup yang sebenarnya.

Kembali pada hitam merupakan sebuah proses penggalian kedalam yang lebih dalam akan hakikat hidup, untuk lebih dapat merasai dan memaknainya sebagai sebuah bagian dari perjalanan panjang yang sedang dilakukan untuk terus dilakukan, karena perjalanan tidak pernah berhenti sesungguhnya dan perhentian adalah bagian dari perubahan yang akan dicapai selanjutnya. Pergerakan perjalanan juga merupakan perputaran hidup pada satu titik pencapaian dan kepasrahan pada roh dan dzatullah.

_______________________________________



Ciputat, juli 2005

No comments: