Agama sejati adalah hidup yang sesungguhnya; hidup dengan seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebaikan dan kebajikan seseorang

Wednesday, April 9, 2008

Kasampurnan

K A S A M P U R N A N
( SEBUAH PERJALANAN HIDUP)
­­­­­­­­­______________________________________________

OLEH ; ANDI SUANDI

Pergulatan hidup manusia, melingkupi dan mempengaruhi seluruh kehidupan yang di jalaninya, baik kehidupan dalam alam kabir maupun masuk kedalam alam sagir Kita seperti terbangun dari mimpi ketika menghadapi kehidupan yang nyata dan terbawa dalam arus yang begitu kuat untuk mengikuti dan menjalaninya, apakah itu nantinya berdampak buruk atau berdampak baik pada kehidupan kita selanjutnya.
Perjalanan dan perputaran waktu yang bergerak secara simultan, pada akhirnya menjadi sebuah proses pematangan dalam kehidupan itu sendiri. Kita kadang-kadang tidak menyadari hal itu dan sepertinya hal itu menjadi sesuatu yang biasa. Padahal sesungguhnya kalau kita kaji lebih jauh, hal tersebut menjadi sesuatu yang sangat luar biasa. Kita tidak bisa memungkiri akan apa yang kita jalani sendiri dan itu menjadi sesuatu yang harus kita cermati.
Lelaku hidup manusia merupakan gambaran yang nyata akan peradaban dan perkembangan kehidupan itu selanjutnya. Saya ingat kata-kata orang tua mengenai ; “sejeroning hurip” kita hidup harus mengetahui sejatinya hidup dan yang menghidupi kita; dan kata-kata itu begitu indah dan menghentak alam pikiran saya dan masih terngiang sampai saat ini. Karena kata itu begitu sarat dengan makna dan saya harus menjalaninya, yang seperti apa? Pikiran, laku-lampah atau Cuma symbol ?
Dalam perjalanan selanjutnya, kita banyak melihat dan terlibat akan berbagai kejadian, yang kesemuanya itu memberikan spiritual dalam kehidupan itu sendiri. Garis yang sudah digariskan ternyata menjadi alur yang tidak pernah terputus akan pencarian hidup yang sehidup-hidupnya. Pemikiran dan berpikir yang terus bergerak menjadikan banyak perubahan dalam hidup dan laku yang dijalani.
Konsep kasampurnan menjadi sebuah kristalisasi pemikiran dan laku dalam hal ini, saya dihadapkan pada kenyataan yang saya jalani untuk dapat berjalan seimbang dengan pemikiran itu sendiri. Pergulatan spiritual yang selama ini dilakukan, banyak memberikan pencerahan dalam kehidupan saya, sedikit demi sedikit akhirnya saya bisa memaknai dan mengkristalkan pemikiran mengenai sejeroning hurip yang selalu hinggap dalam pikiran-pikiran saya.
Sejatinya hidup, memang tidak datang sendiri dan mudah dalam mendapatkannya, semuanya harus melalui sebuah proses hidup dan proses spiritual yang panjang disamping ada garis yang sudah digariskan oleh yang punya hidup itu sendiri, sehingga itu menjadi sebuah pengalaman sejati yang dapat kita rasakan dan saksikan secara nyata dengan hakikatNya.
Pasrah pada ruh dan dzatullah dan tiada mempunyai (memiliki) rasa hidup menjadikan seutuhnya diri kita pada keyakinan akan hidup yang sesungguhnya, hidup menemukan heningnya dan sejeroning hurip akan hinggap dan melingkupi diri dengan cahayaNya yang tersalur pada pola laku-lampah kita dihadapan segala hakikat yang sering dan setiap saat kita hadapi untuk dapat memberikan dan berbagi rasa dalam kehidupannya yang panjang, yang tidak pernah berkesudahan, karena segalannya akan terlahir dan terangkat kepada yang memiliki hidup itu sendiri, amin.
Apa yang kita punya, kita miliki, kepandaian bakat, dan kehidupan itu sendiri pada akhirnya hanyalah sebuah cerita yang dapat dirangkai, diolah oleh yang bercerita tentang hidupnya, kita hanya menjadi sebuah wadah, tempat yang kosong dan tidak berisi, yang pada akhirnya hanya kebodohan apabila kita mengakuinya dan menjadi sebuah kesombongan apabila kita mengatakan hal ini pada sekeliling kita. Dari awal hidup dan mengalami proses hidup itu sendiri, saya dapat merenungi, menyikapinya dengan apa adanya sebagai sebuah amanat yang terpatri dalam diri dengan laku yang bergerak, berjalan karena hati dan rasaNya, karena hidup ada yang menghidupi.
Pada akhirnya hidup dan kesejatian hidup akan hinggap dan merasuk kepada setiap manusia yang dapat mengenal, memahami hakikatnya sendiri.
Kasampurnan lahir karna adanya hakikat diri, seperti kita lahir (awal hidup) dari seorang rahim Ibu dan mampu mengaktualisasikan atau mengamalkan secara tingkah laku terhadap pengetahuan dan ilmu tauhid yang kita miliki dalam kehidupan sehari-hari, serta bisa memberikan pencerahan, kebaikan, dan manfaat kepada sesama.
Proses perjalanan hidup selanjutnya merupakan belantara yang luas dan penuh rintangan, banyak hal yang tentunya didapat dalam mengarungi hidup itu sendiri. Sejak lahir, menjadi anak-anak, remaja, dewasa, setengah baya, tua dan akhirnya siap meninggalkan rasa dunia. Setiap fase hidup tentunya kita dihadapkan pada berbagai kejadian atau peristiwa dan tentunya pula kita bisa memetik hasil atau hikmah yang didapat, apakah itu buruk atau baik?
Akankah kita mempersoalkan hasil yang didapat tersebut atau hanya menerimanya dengan pasrah dan ihklas, ya itulah yang terjadi dari suatu peristiwa atau kejadian.
Kasampurnan harus kita alami dan lakukan dalam kesadaran yang penuh sebagai sebuah hakikat hidup dalam keseharian dan jalan lurus yang ditempuh sebagai prilaku menjadi ibadah yang tidak pernah selesai untuk mewujudkan pencerahan kepada sesama yang terus bergerak dan berlanjut dan menjadi seorang pejalan cahaya yang sesuai dengan keinginan kanjeng Rosulullah.

Ciputat, 2006
malam beranjak hening.
__________________________

No comments: