Hakikat Fana
Oleh; Andi Suandi Hanya ada satu kt "fana" bahasa arabnya"Fanin" didalam alQuran kata ini disebut dalam QS al-rahman(55);26, bunyi sbb; Kullu man alayha fanin artinya; semua yang ada dibumi itu bersifat fana.
Kata fanin diserap dalam bahasa Indonesia menjadi fana yang bermakna tidak eksis, rusak, binasa,lenyap. Ayat diatas menjelaskan bahwa bumi dan seluruh sinya sebenarnya tidak eksis, karena itu semua yang ada dikolong langit ini disebut terus menerus mengalami perubahan, apa yang kita lihat saat ini, sebentar lagi berubah, wujud yang sama tidak pernah ada, meski garis besarnya tampak sama.
Namun dalam bahasa hakikat, makrifat"fana" bukanlah rusak, binasa atau lenyap. Fana adalah suatu kondisi kelenyapan/penyatuan diri, dalam kata lain fana juga disebut "Fakir", orang yang merasa tidak punya apa-apa, bukan sebatas perasaan, tetapi pengakuan bahwa dirinya itu tidak memiliki apa-apa bukan berpura-pura tidak memiliki, tapi berkeyakinan total bahwa dirinya tidak punya apa-apa. Apakah ada orang yang demikian itu? lho bukankah kita pada hakikatnya tidak memiliki apa-apa? kita ini cuma "mengaku" bahwa sebenarnya yang "diaku" itu bukan miliknya, kita sebenarnya hanya diserahi oleh tuhan untuk mengelola sesuatu dan sesuatu itu yang ada diluar diri kita. Untuk dapat meraih posisi sebagai seorang hamba, tentu ia harus mengetahui siapa dirinya yang sebenar-benarnya dan siapa sebenarnya yang menjadi tuannya, tanpa mengalami fase ini sebenarnya seorang manusia masih anak bawang dan anak bawang adalah ungkapan orang yang ikut-ikutan dan belum mengerti apa hakikat dan makna yang diikutinya, sebatas ikut arus. Untuk tidak ikut-ikutan dalam beriman pada tuhan yang maha esa,
Kata fanin diserap dalam bahasa Indonesia menjadi fana yang bermakna tidak eksis, rusak, binasa,lenyap. Ayat diatas menjelaskan bahwa bumi dan seluruh sinya sebenarnya tidak eksis, karena itu semua yang ada dikolong langit ini disebut terus menerus mengalami perubahan, apa yang kita lihat saat ini, sebentar lagi berubah, wujud yang sama tidak pernah ada, meski garis besarnya tampak sama.
Namun dalam bahasa hakikat, makrifat"fana" bukanlah rusak, binasa atau lenyap. Fana adalah suatu kondisi kelenyapan/penyatuan diri, dalam kata lain fana juga disebut "Fakir", orang yang merasa tidak punya apa-apa, bukan sebatas perasaan, tetapi pengakuan bahwa dirinya itu tidak memiliki apa-apa bukan berpura-pura tidak memiliki, tapi berkeyakinan total bahwa dirinya tidak punya apa-apa. Apakah ada orang yang demikian itu? lho bukankah kita pada hakikatnya tidak memiliki apa-apa? kita ini cuma "mengaku" bahwa sebenarnya yang "diaku" itu bukan miliknya, kita sebenarnya hanya diserahi oleh tuhan untuk mengelola sesuatu dan sesuatu itu yang ada diluar diri kita. Untuk dapat meraih posisi sebagai seorang hamba, tentu ia harus mengetahui siapa dirinya yang sebenar-benarnya dan siapa sebenarnya yang menjadi tuannya, tanpa mengalami fase ini sebenarnya seorang manusia masih anak bawang dan anak bawang adalah ungkapan orang yang ikut-ikutan dan belum mengerti apa hakikat dan makna yang diikutinya, sebatas ikut arus. Untuk tidak ikut-ikutan dalam beriman pada tuhan yang maha esa,
No comments:
Post a Comment