Agama sejati adalah hidup yang sesungguhnya; hidup dengan seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebaikan dan kebajikan seseorang

Sunday, April 13, 2008

hakikat Fana

Hakikat Fana
Oleh; Andi Suandi

Hanya ada satu kt "fana" bahasa arabnya"Fanin" didalam alQuran kata ini disebut dalam QS al-rahman(55);26, bunyi sbb; Kullu man alayha fanin artinya; semua yang ada dibumi itu bersifat fana.
Kata fanin diserap dalam bahasa Indonesia menjadi fana yang bermakna tidak eksis, rusak, binasa,lenyap. Ayat diatas menjelaskan bahwa bumi dan seluruh sinya sebenarnya tidak eksis, karena itu semua yang ada dikolong langit ini disebut terus menerus mengalami perubahan, apa yang kita lihat saat ini, sebentar lagi berubah, wujud yang sama tidak pernah ada, meski garis besarnya tampak sama.
Namun dalam bahasa hakikat, makrifat"fana" bukanlah rusak, binasa atau lenyap. Fana adalah suatu kondisi kelenyapan/penyatuan diri, dalam kata lain fana juga disebut "Fakir", orang yang merasa tidak punya apa-apa, bukan sebatas perasaan, tetapi pengakuan bahwa dirinya itu tidak memiliki apa-apa bukan berpura-pura tidak memiliki, tapi berkeyakinan total bahwa dirinya tidak punya apa-apa. Apakah ada orang yang demikian itu? lho bukankah kita pada hakikatnya tidak memiliki apa-apa? kita ini cuma "mengaku" bahwa sebenarnya yang "diaku" itu bukan miliknya, kita sebenarnya hanya diserahi oleh tuhan untuk mengelola sesuatu dan sesuatu itu yang ada diluar diri kita. Untuk dapat meraih posisi sebagai seorang hamba, tentu ia harus mengetahui siapa dirinya yang sebenar-benarnya dan siapa sebenarnya yang menjadi tuannya, tanpa mengalami fase ini sebenarnya seorang manusia masih anak bawang dan anak bawang adalah ungkapan orang yang ikut-ikutan dan belum mengerti apa hakikat dan makna yang diikutinya, sebatas ikut arus. Untuk tidak ikut-ikutan dalam beriman pada tuhan yang maha esa,

Wednesday, April 9, 2008

Kasampurnan

K A S A M P U R N A N
( SEBUAH PERJALANAN HIDUP)
­­­­­­­­­______________________________________________

OLEH ; ANDI SUANDI

Pergulatan hidup manusia, melingkupi dan mempengaruhi seluruh kehidupan yang di jalaninya, baik kehidupan dalam alam kabir maupun masuk kedalam alam sagir Kita seperti terbangun dari mimpi ketika menghadapi kehidupan yang nyata dan terbawa dalam arus yang begitu kuat untuk mengikuti dan menjalaninya, apakah itu nantinya berdampak buruk atau berdampak baik pada kehidupan kita selanjutnya.
Perjalanan dan perputaran waktu yang bergerak secara simultan, pada akhirnya menjadi sebuah proses pematangan dalam kehidupan itu sendiri. Kita kadang-kadang tidak menyadari hal itu dan sepertinya hal itu menjadi sesuatu yang biasa. Padahal sesungguhnya kalau kita kaji lebih jauh, hal tersebut menjadi sesuatu yang sangat luar biasa. Kita tidak bisa memungkiri akan apa yang kita jalani sendiri dan itu menjadi sesuatu yang harus kita cermati.
Lelaku hidup manusia merupakan gambaran yang nyata akan peradaban dan perkembangan kehidupan itu selanjutnya. Saya ingat kata-kata orang tua mengenai ; “sejeroning hurip” kita hidup harus mengetahui sejatinya hidup dan yang menghidupi kita; dan kata-kata itu begitu indah dan menghentak alam pikiran saya dan masih terngiang sampai saat ini. Karena kata itu begitu sarat dengan makna dan saya harus menjalaninya, yang seperti apa? Pikiran, laku-lampah atau Cuma symbol ?
Dalam perjalanan selanjutnya, kita banyak melihat dan terlibat akan berbagai kejadian, yang kesemuanya itu memberikan spiritual dalam kehidupan itu sendiri. Garis yang sudah digariskan ternyata menjadi alur yang tidak pernah terputus akan pencarian hidup yang sehidup-hidupnya. Pemikiran dan berpikir yang terus bergerak menjadikan banyak perubahan dalam hidup dan laku yang dijalani.
Konsep kasampurnan menjadi sebuah kristalisasi pemikiran dan laku dalam hal ini, saya dihadapkan pada kenyataan yang saya jalani untuk dapat berjalan seimbang dengan pemikiran itu sendiri. Pergulatan spiritual yang selama ini dilakukan, banyak memberikan pencerahan dalam kehidupan saya, sedikit demi sedikit akhirnya saya bisa memaknai dan mengkristalkan pemikiran mengenai sejeroning hurip yang selalu hinggap dalam pikiran-pikiran saya.
Sejatinya hidup, memang tidak datang sendiri dan mudah dalam mendapatkannya, semuanya harus melalui sebuah proses hidup dan proses spiritual yang panjang disamping ada garis yang sudah digariskan oleh yang punya hidup itu sendiri, sehingga itu menjadi sebuah pengalaman sejati yang dapat kita rasakan dan saksikan secara nyata dengan hakikatNya.
Pasrah pada ruh dan dzatullah dan tiada mempunyai (memiliki) rasa hidup menjadikan seutuhnya diri kita pada keyakinan akan hidup yang sesungguhnya, hidup menemukan heningnya dan sejeroning hurip akan hinggap dan melingkupi diri dengan cahayaNya yang tersalur pada pola laku-lampah kita dihadapan segala hakikat yang sering dan setiap saat kita hadapi untuk dapat memberikan dan berbagi rasa dalam kehidupannya yang panjang, yang tidak pernah berkesudahan, karena segalannya akan terlahir dan terangkat kepada yang memiliki hidup itu sendiri, amin.
Apa yang kita punya, kita miliki, kepandaian bakat, dan kehidupan itu sendiri pada akhirnya hanyalah sebuah cerita yang dapat dirangkai, diolah oleh yang bercerita tentang hidupnya, kita hanya menjadi sebuah wadah, tempat yang kosong dan tidak berisi, yang pada akhirnya hanya kebodohan apabila kita mengakuinya dan menjadi sebuah kesombongan apabila kita mengatakan hal ini pada sekeliling kita. Dari awal hidup dan mengalami proses hidup itu sendiri, saya dapat merenungi, menyikapinya dengan apa adanya sebagai sebuah amanat yang terpatri dalam diri dengan laku yang bergerak, berjalan karena hati dan rasaNya, karena hidup ada yang menghidupi.
Pada akhirnya hidup dan kesejatian hidup akan hinggap dan merasuk kepada setiap manusia yang dapat mengenal, memahami hakikatnya sendiri.
Kasampurnan lahir karna adanya hakikat diri, seperti kita lahir (awal hidup) dari seorang rahim Ibu dan mampu mengaktualisasikan atau mengamalkan secara tingkah laku terhadap pengetahuan dan ilmu tauhid yang kita miliki dalam kehidupan sehari-hari, serta bisa memberikan pencerahan, kebaikan, dan manfaat kepada sesama.
Proses perjalanan hidup selanjutnya merupakan belantara yang luas dan penuh rintangan, banyak hal yang tentunya didapat dalam mengarungi hidup itu sendiri. Sejak lahir, menjadi anak-anak, remaja, dewasa, setengah baya, tua dan akhirnya siap meninggalkan rasa dunia. Setiap fase hidup tentunya kita dihadapkan pada berbagai kejadian atau peristiwa dan tentunya pula kita bisa memetik hasil atau hikmah yang didapat, apakah itu buruk atau baik?
Akankah kita mempersoalkan hasil yang didapat tersebut atau hanya menerimanya dengan pasrah dan ihklas, ya itulah yang terjadi dari suatu peristiwa atau kejadian.
Kasampurnan harus kita alami dan lakukan dalam kesadaran yang penuh sebagai sebuah hakikat hidup dalam keseharian dan jalan lurus yang ditempuh sebagai prilaku menjadi ibadah yang tidak pernah selesai untuk mewujudkan pencerahan kepada sesama yang terus bergerak dan berlanjut dan menjadi seorang pejalan cahaya yang sesuai dengan keinginan kanjeng Rosulullah.

Ciputat, 2006
malam beranjak hening.
__________________________

Sunday, April 6, 2008

KOLEKSI CAHAYA (ABSTRAK)

ABSTRAK #1

ABSTRAK #2


ABSTRAK #3


ABSTRAK #4


ABSTRAK #5


ABSTRAK #6


Peziarah

Peziarah
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.


Monumen peringatan untuk para peziarah di Burgos, Spanyol
Artikel ini membahas peziarah keagamaan. Untuk penggunaan laih, lihat Peziarah (disambiguasi).
Peziarah adalah orang yang melakukan suatu perjalanan ziarah. Hal ini dilakukan biasanya dengan mengunjungi suatu tempat yang mempunyai makna keagamaan, seringkali dengan menempuh jarak yang cukup jauh. Contohnya antara lain adalah seorang Muslim yang berkunjung ke Mekkah atau seorang Kristen atau Yahudi yang berkunjung ke Yerusalem. Dibandingkan agama-agama lain, Islam memberikan penekanan yang paling besar terhadap kewajiban umatnya untuk melakukan ziarah dengan berhaji.
Ziarah adalah ciri khas banyak agama, seperti misalnya agama-agama di Mesir dan Persia kuno pada periode Mithrais, di India, Tiongkok, dan Jepang. Kebiasaan Yunani dan Romawi untuk bertanya kepada para dewata di orakel setempat, seperti misalnya di Dodona atau Delfi, keduanya di Yunani, sangat luas dikenal. Dalam periode awal sejarah Ibrani, ziarah dilakukan ke Silo dan Dan (keduanya kini terletak di Israel) dan ke Betel (kini Beitin, Yordania). Ziarah besar dalam agama Islam berupa perjalanan ke Mekkah dan Madinah (kini terletak di Arab Saudi), adalah kewajiban dari setiap Muslim. Demikian pula tempat-tempat ziarah Islam lainnya, terutama berbagai makam orang-orang suci. Al Qayrawān di Tunisia, Ouezzane di Maroko, Karbalā’ di Irak, dan Mashhad (Meshed) di Iran adalah tempat-tempat suci Islam. Benares (kini Vārānasi), India, adalah sebuah tempat ziarah terkenal untuk umat Hindu.
Orang-orang Kristen perdana melakukan ziarah ke tempat-tempat penderitaan Kristus di Yerusalem. Bahkan setelah Yerusalem diduduki oleh orang-orang Saracen, kebebasan berziarah, dengan membayar pajak, dijamin dengan suatu perjanjian. Namun kebutuhan untuk melindungi para peziarah menyebabkan munculnya ordo-ordo militer abad pertengahan, seperti misalnya para Ksatria Templar.
Tempat-tempat peziarahan utama di Barat termasuk, di Italia, Roma, Loreto (dekat Ancona), dan Assisi; di Spanyol, Santiago de Compostela, Guadalupe, dan biara di Montserrat dekat Barcelona; di Perancis, Gereja Notre-Dame de Fourvière, di Lyon, dan Saint-Denis; di Jerman, Köln dan Trèves (kini Trier); di Swiss, Einsiedeln; di Inggris, Biara Walsingham, di Inggris Timur, dan Canterbury; di Skotlandia, Whithorn, Scone, Dundee, Paisley, dan Melrose; dan di Irlandia, banyak tempat yang berkaitan dengan kehidupan atau kematian para orang suci Irlandia. Gustavo A. Madero adalah tempat suci terkenal yang dipersembahkan kepada Bunda Maria, di Meksiko tengah. Di kemudian hari, para peziarah melakukan perjalanan dalam rombongan besar ke Le Puy, Paray-le-Monial, dan Lourdes, semuanya di Perancis.
Dalam agama Kristen Keltik, ziarah adalah suatu praktik keagamaan asketik, yang dilakukan dengan meninggalkan rumah dan klan untuk suatu tujuan yang tidak diketahui, dengan percaya penuh akan Pemeliharaan Ilahi. Perjalanan ini seringkali menyebabkan didirikannya biara yang baru dan menyebarnya agama Kristen di antara penduduk kafir di Britania maupun di Eropa daratan.

[sunting] Literatur
Kerschbaum & Gattinger, Via Francigena - DVD- Dokumentasi tentang ziarah modern ke Roma, ISBN: 3200005009, Verlag EUROVIA, Wina 2005

perjalanan menuju seni lukis abstrak Indonesia

Catatan perjalanan menuju pameran
Seni lukis abstrak di Indonesia yang I
_______________________________
Oleh ; Andi Suandi


Manifesto abstrak Jakarta

Bacalah dengan nama Tuhan- Mu
Dalam menghayati kehidupan Jakarta, sebagai Ibukota Republik Indonesia yang berkembang pesat menjadi metropolitan dengan permasalahan-permasalahan yang multikompleks, kami para pelukis abstrak Jakarta dengan ini menyatakan ;
Pertama, bahwa pada dasarnya bagi kami olah batin dan olah rasa menjadi sangat utama, apakah itu dalam upaya pencarian jati diri yang sejati, pembentukan sikap yang professional, pembebasan akan kekangan ataupun dalam usaha pemecahan permasalahan kehidupan yang multikompleks, abstrak adalah suatu ekspresi yang sangat personal.
Kedua, ada kesadaran bagi kami semua akan peran intelektual dan kemerdekaan dalam upaya mewujudkan pengalaman-pengalaman batin itu kedalam bentuk artistic yang tidak terikat ataupun mempresentasikan bentuk visual yang ada di ala mini. Karena itu konsistensi dalam berkarya, penguasaan tehnik dan materi yang terpilih menjadi factor utama agar mampu seoptimal mungkin mewujudkan karya seni itu.
Ketiga, bahwa tujuan utama penghadiran karya lukis kami adalah sesuatu yang transedental, subtil, memiliki kandungan spiritual, serta sekaligus mampu merefleksikan kehidupan kami masing-masing. Masyarakat penikmat kami berikan kemerdekaan untuk menafsirkan karya kami sesuai tingkat pengalaman estetika masing-masing, semua ini demi pencapaian hidup yang sempurna ; yang selaras dengan alam semesta dan sebagai wujud rasa syukur kepada sang pencipta.

Jakarta, Juni 2005
Para pelukis abstrak Jakarta

Itulah cuplikan manifesto abstrak yang telah ditandatangi dan dicetuskan sejak tanggal 21 Mai 2005, oleh beberapa pelukis abstrak
2
Jakarta, seperti Nunung Ws.,Sudaryono, Sulebar soekarman, Andi Suandi, Ugo Haryono, Rabet Ms,Herry Mujiono, Raden Kumala, Krisna,
Rusnoto serta pelukis yang telibat pada pameran Manifesto abstrak di Cipta II TIM Jakarta 17 – 27 Juni 2005. di ikuti oleh 14 pelukis abstrak Jakarta, Yang diresmikan oleh Bapak Abdurahman Saleh (Jaksa Agung RI) dan Bapak Mas Ahmad Santosa (pengacara). Dari sanalah perjalanan abstrak ini dimulai sebagai cikal dan langkah awal untuk menuju keberadaan abstrak di bumi Indonesia. Kesadaran yang dicetuskan para pelukis ini juga merupakan kesadaran akan perjalanan seni abstraknya masing-masing yang akan diuji oleh waktu dan alam itu sendiri. Seperti yang ditegaskan oleh Mas Ahmad Santoso dan dukungan penuh dari Bapak Abdurahman Saleh akan pendeklarasian manifesto abstrak ini,pada katalognya, bahwa Pameran manifesto abstrak ini dimaknai sebagai upaya sekumpulan pejuang kebebasan berekspresi yang tidak sekedar menghadirkan karya lukis, agar bisa dinikmati oleh masyarakat, tetapi sebagai upaya merespon dinamika dan hiruk pikuk social yang terjadi disekita lingkungan. Dan pameran ini juga sebagai pendidikan bagi masyarakat, agar kita dapat memberikan apresiasi yang lebih baik lagi terhadap sebuah karya seni sebagai ekspresi dari kekayaan pemikiran dan idealisme pelukisnya.
Kekuatan dukungan moril yang diberikan merupakan pondasi yang kokoh untuk terus melakukan perjalanan abstrak keberbagai daerah sebagai suatu usaha mensosialisasikan abstrak dan memberikan apresiasi kepada masyarakat. Pertemuan-pertemuan pada setiap daerah yang dijadikan tempat berpameran, akhirnya menyiratkan suatu kebutuhan dan kegelisahan, serta akhirnya pula memberikan kesadaran terhadap karya yang digelutinya, yaitu abstrak. Menariknya setiap kali berpameran tidak memerlukan apa yang disebut curator, karena kita punya kesadaran bahwa pelukisnyalah yang menjadi curator sendiri dan yang mengetahui karyanya secara jelas dari awal hingga akhir proses karya tersebut jadi. Keyakinan yang kuat sebagai seorang pelukis abstrak menunjukan kepada kekuatan pemikiran dan idealisme karya yang dibuatnya. Dari Jakarta, pameran ini melangkah berpameran di Taman Budaya Yogya dengan mengambil tema, Realitas Abstrak= Nirupa pada bulan Agustus 2005 di resmikan oleh Bapak Hartoyo SH (kepala kejaksaan tinggi Yogya), dan di ikuti oleh 14 pelukis Yogya dan 12 pelukis Jakarta.lagi-lagi bahwa karya abstrak tidak lain untuk mengajak kita kembali kepada makna hidup, mengembalikan kesadaran kita akan tugas yang diturunkan Tuhan untuk memelihara dunia ini. Itu ungkapan yang disampaikan Bapak Hartoyo pada pembuka katalognya. Jadi jelas bahwa ungkapan dan dukungan moril yang diberikan untuk bergeraknya perjalanan ini semakin besar, tinggal bagaimana kita menyikapi hal tersebut sebagai bagian dari
3
perjalanan yang sedang dilakukannya. Banyak hal yang kita peroleh dalam proses perjalanan ini, yang kesemuanya mengikuti kepada proses alamiah kehidupan itu sendiri.
Dari Yogya perjalanan ini dilanjutkan ke Bali, tepatnya di Sika Galeri pada Januari 2006, dengan tema Niskala=Abstrak yang diresmikan oleh Pemusik Bapak Sawung Jabo, di ikuti sekitar 20-an pelukis dari Bali,, Jogya dan Jakarta. Lain Jakarta, lain Yogya, lain pula Bali dan disetiap event tersebut kami selalu mengadakan pertemuan dan dialog mengenai abstrak, dari sana pula kita mendapatkan sesuatu hal yang menarik dan baru mengenai pemikiran-pemikiran dari setiap pelukis yang berpameran. Untuk mendokumentasikan dan mengetahui pemikirannya, maka dibuatlah rekaman dari setiap masing-masing pelukis untuk menjelaskan dan mengungkapkan pemikrannya tersebut, disamping membuat rekaman video pada setiap event pameran. Publikasi dan dokumentasi merupakan bagian pelengkap yang selalu menjadi saksi dari perjalanan ini. Barangkali kita tidak menampik bahwa semua perjalanan ini merupakan alur yang telah digariskan untuk tetap konsisten pada kesadaran awal terhadap kerja yang selama ini dilakukan dan dari kita masing-masing selalu mengevaluasi dan berintrospeksi atas apa yang telah dilakukan untuk bisa tetap jalan pada jalur yang telah dipilihnya.
Kembali kepada perjalanan, bahwa proses harus kembali ke Yogya dan yang kedua kalinya ini dilakukan pada Bulan September 2006 di Taman Budaya dengan tema Perjalanan seni lukis Abstrak Indonesia # 4 dan diresmikan oleh kepala Taman Budaya Ibu Dian Anggraeni yang diikuti sekitar 36 pelukis Abstrak, dari yogya 17 pelukis, Bali 4 pelukis, Semarang 1 pelukis, Surabaya 2 pelukis, Jepara 1 pelukis, Bandung 2 pelukis, Jakarta 7 pelukis dan diikuti oleh pelukis tamu dari Amerika 1 pelukis, Belanda 1 pelukis. Menarik pada pameran kali ini karena keragaman pemikiran dan visual yang ditampilkan, sehingga menambah keyakinan bagi setiap individu pelukisnya untuk terus berkomunikasi, berdialog dan berbagi dalam pemikiran mengenai apa yang diperbuat, ada satu lontaran yang dikemukakan pada pertemuan pembahasan atau dialog mengenai pemikiran bahwa abstrak bisa di pilah menjadi Abstrak, abstraksi dan ngabstrak, dari ketiga pilahan tersebut dimanakah posisi kita ? kembali kepada introspeksi diri masing-masing setiap pelukis. Menarik untuk ditelaah lebih dalam, karena selama ini di Indonesia Abstrak masih diposisikan pada isme, atau aliran sehingga ada keterbatasan ungkapan, sehingga yang terjadi selama ini bahwa di Indonesia hanya ada Abstraksi, apa benar ? Kembali kepada perjalanan ini yang akan mencoba berbagi dan shering


4
terhadap anggapan yang selama ini ada dan tidak menutup kemungkinan segala bisa saja terjadi, kembali kepada waktu dan alam yang akan mengujinya, dan kita menjalaninya.
Setelah dari Yogya ini, kita kembali mengevaluasi dan berintrospeksi terhadap apa yang telah dilakukan, untuk pergerakan selanjutnya, sehingga rencana dan program yang akan dijalaninya memberikan kelegaan untuk terus dilakukan, sampai pada puncak untuk menghadirkan keberadaan abstrak di Indonesia, suatu keinginan yang tetap dilandasi oleh kesadaran pada setiap pelukisnya.
Orang memandang lukisan abstrak sebagai sekumpulan tanda yang tak pernah dimengerti, bukankah karena itu salah satunya orang akan selalu mendekatinya ? bukankah pada dasarnya setiap orang tak suka digurui ? seperti puisi yang lahir dari kejujuran, bukan oleh suatu kepentingan, maka ia akan menyimpan sekumpulan makna yang hanya bisa dirasakan. Catatan perjalanan menuju pameran seni lukis abstrak di Indonesia I ini saya akhiri dengan menyuplik sebuah puisi Acep ZamZam Noor yang juga dicuplik oleh Pak Abdurahman pada saat membuka pameran manifesto abstrak di TIM ;
Sajak kepada pelukis
Sebab tak ada lagi yang bisa ditawarkan cakrawala
Selain garis lengkung, maka bicaralah terus pada kesunyian
Menulislah terus tentang kesunyian
Di bumi tanganmu akan dikenang rerumputan
Serta dikekalkan burung-burung di udara
Jika garismu adalah kecemasan dan warnamu adalah kegelisahan
Maka melukislah terus tentang asal segala asal, tentang akhir semua akhir. Pengembaraanmu akan berujung pada ketiadaan
Gelaplah segala pernyataan dan ungkapan.

Dibawah ini saya uraikankan juga rencana selanjutnya dari catatan perjalanan ini, sehingga kita bisa menyadari dengan kesadaran penuh bahwa perjalanan belum selesai, walaupun kegiatan telah dilakukan, karena hakiki hidup kita juga berjalan menuju hakikatnya.

Rencana kegiatan ‘Perjalanan Seni Lukis Abstrak di Indonesia :

a. Tahun 2007:
Pameran-pameran:
1. Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak # V di Galeri Semar Malang (14-28 April)
2. Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak # VI di Musium Barli Bandung. (Agustus)
3. Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak # VII di Taman Ismail Marzuki Jakarta (Juni)
5

4. Pameran Seni Lukis Abstrak di Indonesia yang Pertama di Jakarta Galeri Nasional atau Musium Gajah (November)
5. Pameran Tunggal Pelukis Abstrak ……..
6. Pameran Bersama (2-3 Pelukis Abstrak) …..
Pembuatan:
1. Buku Seni Lukis Abstrak di Indonesia (Bahasa Indonesia)
2. Seri Buku Profil Pelukis Abstrak di Indonesia.
3. Seri DVD Proses Kreatif Pelukis Abstrak di Indonesia
4. Web-site Seni Lukis Abstrak di Indonesia
5. Abstract Letters Seni Lukis Abstrak di Indonesia.

b. Tahun 2008:
Pameran-pameran:
1. Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak # VIII di Yogyakarta
2. Pameran Tunggal Pelukis Abstrak ……..
3. Pameran Bersama (2-3 Pelukis Abstrak) …….
Pembuatan:
1. Buku Seni Lukis Abstrak di Indonesia (Bahasa Inggris)
2. Seri Lanjutan Buku Profil Pelukis Abstrak di Indonesia.
3. Seri Lanjutan DVD Proses Kreatif Pelukis Abstrak di Indonesia.
4. Web-site Seni Lukis Abstrak di Indonesia.
5. Abstract Letters Seni Lukis Abstrak di Indonesia.






Ciputat,
tengah Januari 2007

Kenapa seni lukis abstrak ?

KENAPA SENI LUKIS ABSTRAK ?
Salahsatu kegiatan kesenian itu, adalah pameran seni lukis abstrak yang mengajak para pemirsa dan pengamat serta pencinta seni bukan hanya semata-mata menikmati keindahan visual belaka, tetapi juga mengetuk hati nurani mereka untuk berpikir, merenungkan kembali makna tentang hidup dan kehidupan itu. Pameran Seni Lukis Abstrak di Indonesia yang Pertama ini akan diikuti oleh para pelukis abstrak dari Bali, Surabaya, Malang, Surakarta, Jepara, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan Medan, rencananya akan digelar di Galeri Nasional Jakarta, merupakan suatu pameran lukisan abstrak yang unik karena akan disajikan sebagai sebuah kegiatan akbar – pameran tunggal dari para pelukis abstrak yang disajikan bersama-sama. Setiap pelukis akan memamerkan puncak-puncak karya lukisan abstrak mereka masing-masing, utamanya lukisan-lukisan terbaru, periode 2003 – 2006, lengkap dengan informasi pemikiran serta dokumentasi yang menjadi latar belakang kreativitas mereka di dalam proses penciptaan karyanya yang akan disajikan dalam buku ataupun vcd.

KENAPA PAMERAN INI DIMUNCULKAN?
Adanya kesepakatan
Perjalanan pameran seni lukis abstrak ......
Kesugguhan prosesi kelahiran .........

Seni di Nusantara secara keseluruhan merefleksikan kebhinekaan yang sangat besar. Ini disebabkan terutama karena faktor geografis dan juga secara historis tidak memberikan kesempatan untuk berkembang secara homogen dengan garis evolusi yang tunggal. Seni Abstrak di Nusantara (seni mujarad) juga sudah hadir sejak jaman pra sejarah. Seni Wayang dan Keris bahkan telah diproklamasikan oleh UNESCO sebagai the intangible and oral world heritage. Batik dan tenun dalam makna yang dalam juga dapat diartikan sebagai budaya abstrak yang diwujudkan dalam nilai guna.

Pameran lukisan abstrak yang digelar ini akan menghadirkan keragaman wujud karya lukisan abstrak itu sendiri yang mencerminkan ide, gagasan dan wawasan masing-masing pelukis dalam memaknai kehidupan serta impiannya di masa mendatang. Pameran ini juga berbeda dengan pameran-pameran sebelumnya karena tidak diangkat kurator yang khusus untuk menyeleksi para pelukis ataupun karya lukisan yang akan dipamerkan. Kebersamaan untuk mengajak dan menunjuk pelukis di setiap kota dilakukan bersama dengan para pelukis abstrak setempat, terutama yang yakin menyatakan diri masing-masing sebagai pelukis abstrak. Pemilihan kualitas lukisan dibahas bersama-sama dan penentuan jumlah lukisan yang akan dipamerkan ditentukan berdasarkan luas dan kondisi ruang pameran yang tersedia.

‘Abstrak’ adalah istilah yang seringkali dipergunakan untuk menjelaskan pengaruh yang berkelebihan/ extrem dari dorongan hati (impulse) untuk meninggalkan alam (nature). Pengganti atau kata lain untuk ‘abstrak’ seperti ‘non-obyective’ dan ‘non-figurative’ sering dianjurkan agar dapat lebih dipahami. Imaji sebuah empat persegi lebih kearah sebuah ‘obyek’ atau sebuah ‘figur’ dari pada imaji sebuah ‘wajah’ (face) atau sebuah ‘pemandangan alam’ (landscape); walaupun kenyataannya ‘figur’ lebih awal dipergunakan oleh para ahli geometri dalam penamaan A atau B sebagai abstraksi yang mereka maksudkan.
Tidak dapat disangkal lagi kalau kata sifat ‘abstrak’ adalah membingungkan dan bahkan berlawanan asas (paradoxial). Bagi sebuah lukisan ‘abstrak’, ia adalah sebuah lukisan yang paling positif nyata, karena sejak awal telah dibatasi dengan perhatian akan persoalan permukaan fisik yang menggoda panca indera (sensuous) daripada sebuah kanvas yang dipersiapkan untuk sebuah lukisan matahari terbenam ataupun sebuah potret. Kata sifat itu juga membingungkan, karena memiliki pengertian/implikasi sebagai sebuah kata kerja ataupun sebuah kata benda.

Kata kerja ‘abstrak’ (to abstract) berarti: 1) meringkaskan, mengintisarikan, mengikhtisarkan (to abstract article); 2) menjauhkan, memisahkan atau menghilangkan dari (to draw away from); atau 3) mendesak untuk bebas (to draw out).
Kata benda ‘abstraksi’ (abstraction) telah memiliki arti sekaligus memisahkan, menjauhkan ataupun mendesak untuk bebas – seperti contoh sebuah figur yang geometris ( a geometrical figure) atau sebuah siluet yang tak berbentuk (an amorphous silhuette) tidak memiliki hubungan yang nyata dengan realitas yang konkrit.
‘Abstrak’ kalau begitu dapat dimaknai sebagai sebuah kata sifat yang dapat diterapkan kepada karya-karya seni dengan ruang gerak (latitude) tertentu dan karena tidak ada kata yang lebih baik dan lebih umum yang dapat mewakilinya, kata itu akan kita pergunakan dalam tulisan ini selanjutnya tanpa memakai tanda petik lagi.

Dengan demikian seni abstrak lebih pada pengertian cara berpikir, bersikap ataupun ide serta konsep-konsep mendasar yang tidak semata-mata rasional tetapi lebih pada keyakinan akan naluri dan perasaan yang paling mendalam akan keberadaan karya-karya seni yang diciptakan itu. Perkataan abstrak yang diaplikasikan untuk karya-karya seni yang memiliki dua arti itu (ambiguity) sesungguhnya sangat berguna dalam mengungkapkan kedua-artian dan kebingungan yang tidak dapat dipisahkan dari subyek itu. Mungkin dengan selalu menyimpan dalam ingatan pengertian kata kerja dan kata benda dari perkataan ‘abstrak’ itu akan dapat membantu untuk memperjelas.

Catatan; Bapak Sulebar soekarman.
Pameran besar abstrak sudah terjadi di galeri nasional
pada Nopember 2007 selama 10 hari.

Saturday, April 5, 2008

Friday, April 4, 2008

Kembali pada hitam

KEMBALI PADA HITAM

Oleh : Andi Suandi


Berangkat dari pangalaman hidup selama ini, yang terus saya jalani merupakan sebuah proses yang juga terus saya jalani. Kalau saya meliat kebelakang sekali dari apa yang dikatakan sebagai perjalanan saya dimuka bumi, maka saya akan melihat kehidupan itu sejak dari kandungan orang tua, kemudian dilahirkan dan terus menjadi khalifah yang melakukan perjalanannya dengan bekal yang didapat, apakah itu melalui pendidikan formal, non formal ataupun pengalaman yang juga merupakan guru dalam proses hidup dan kehidupan. Menjadi pelukis merupakan sebuah anugrah dan kehendak yang memiliki hidup, karena awal mula saya hidup tidak pernah akan berpikir menjadi seorang pelukis, begitupun setelah saya melewati pendidikan menengah atas, itu semua bergerak, berjalan mengikuti sebuah alur yang kita sendiri tidak memahami, misteri memang tapi itulah hidup saya. Pergerakan yang terus-menerus saya lakukan akhirnya mempertemukan saya kepada dunia seni lukis yang selama ini saya geluti dengan hati yang lapang yang juga mempertemukan saya pada cermin kehidupan saya sendiri, melalui karya-karya yang saya buat beberapa tahun belakangan ini.

Jelas, bahwa proses melukis saya tidak terlepas dari proses kehidupan saya sendiri diluar seni lukis, belajar dari kehidupan dan hidup, belajar tentang diri sendiri dan mengenal diri sendiri rupanya memberikan pengalaman spiritual bagi saya dan mengimbas pada karya-karya saya sekarang ini, pengolahan batin yang selalu kita lakukan, merupakan bagian dari pengolahan akan raga yang sangat subtil yang mau tidak mau menjadikan diri kita sesuatu yang tidak ada apa-apanya, artinya kita menjadi tidak memiliki sesuatu yang selama ini merasa kita miliki. Barangkali setelah tadi saya menengok kebelakang sekali, kembali muka saya hadapkan pada kenyataan hidup yang sekarang kita jalani dan saya tidak bisa memandang dan memikirkan yang ada didepan atau sangat kedepan, tetapi semua akan saya jalani dan lakukan dengan hati yang lapang untuk lebih bisa memahami kedalam dan terus kedalam dan sangat dalam yang ada pada diri raga ini.
Semakin kedalam merupakan sebuah kerinduan saya akan sesuatu yang dapat menentramkan rasa dan jiwa, banyak hal yang menjadi diri semakin tidak mengerti dan bodoh akan sebuah kedalaman.

Menyadari akan semua ini, kita akan dihadapkan pada satu proses pendekatan yang tidak kita sadari memberikan perubahan paradigma berpikir kita akan segala hal dan itu menuntut kepasrahan total dari hidup dan kehidupan kita kepada pemilik hidup ini, segalanya menjadi lebih bisa kita memaknai hidup yang sebenarnya dan apa yang kita cari selama ini.
Saya hanya sebagian titik dari jutaan titik yang bertebaran untuk dapat memaknai dan memahami arti hidup dan kehidupan.

Barangkali kita harus mengkaji ulang terhadap apa yang selama ini kita lakukan, untuk dapat memilih dan memilah satu persatu dari hal-hal yang selama ini kita kerjakan. Memang bukan pekerjaan yang mudah dilakukan dengan kondisi kita yang selalu kita hadapi dari hari kehari dengan berbagai bentuk pekerjaan yang selama ini dikerjakan. Berhenti sejenak untuk melihat kesekelilingnya merupakan sebuah proses untuk dapat memilah semua pekerjaan yang pernah kita lakukan.
Dan berhenti memerlukan sebuah konsentrasi yang optimal dan total dan dari sanalah kita akan melihat semuanya menjadi terang dan jelas.
Perubahan akan sesuatu yang subtil menjadi hal yang dapat menyadarkan diri kita pada satu pemikiran yang akan membawa pada kondisi yang tentunya akan terasa dan merasa bahwa kita berarti untuk diri kita sendiri ataupun orang lain, serta lingkungan dimana kita hidup dan bersosialisasi.
Jadi semakin kita berpikir dan melakukan suatu aktivitas kepada orang lain dan masyarakat sekeliling, sesungguhnya kita berpikir dan bekerja untuk diri sendiri, karena dari hal itulah kita menemukan hakikat hidup yang sebenarnya.

Kembali pada hitam merupakan sebuah proses penggalian kedalam yang lebih dalam akan hakikat hidup, untuk lebih dapat merasai dan memaknainya sebagai sebuah bagian dari perjalanan panjang yang sedang dilakukan untuk terus dilakukan, karena perjalanan tidak pernah berhenti sesungguhnya dan perhentian adalah bagian dari perubahan yang akan dicapai selanjutnya. Pergerakan perjalanan juga merupakan perputaran hidup pada satu titik pencapaian dan kepasrahan pada roh dan dzatullah.

_______________________________________



Ciputat, juli 2005

Pejalan cahaya

Dalam menempuh hidup manusia penuh dengan cahaya