Catatan perjalanan menuju pameran
Seni lukis abstrak di Indonesia yang I
_______________________________
Oleh ; Andi Suandi
Manifesto abstrak Jakarta
Bacalah dengan nama Tuhan- Mu
Dalam menghayati kehidupan Jakarta, sebagai Ibukota Republik Indonesia yang berkembang pesat menjadi metropolitan dengan permasalahan-permasalahan yang multikompleks, kami para pelukis abstrak Jakarta dengan ini menyatakan ;
Pertama, bahwa pada dasarnya bagi kami olah batin dan olah rasa menjadi sangat utama, apakah itu dalam upaya pencarian jati diri yang sejati, pembentukan sikap yang professional, pembebasan akan kekangan ataupun dalam usaha pemecahan permasalahan kehidupan yang multikompleks, abstrak adalah suatu ekspresi yang sangat personal.
Kedua, ada kesadaran bagi kami semua akan peran intelektual dan kemerdekaan dalam upaya mewujudkan pengalaman-pengalaman batin itu kedalam bentuk artistic yang tidak terikat ataupun mempresentasikan bentuk visual yang ada di ala mini. Karena itu konsistensi dalam berkarya, penguasaan tehnik dan materi yang terpilih menjadi factor utama agar mampu seoptimal mungkin mewujudkan karya seni itu.
Ketiga, bahwa tujuan utama penghadiran karya lukis kami adalah sesuatu yang transedental, subtil, memiliki kandungan spiritual, serta sekaligus mampu merefleksikan kehidupan kami masing-masing. Masyarakat penikmat kami berikan kemerdekaan untuk menafsirkan karya kami sesuai tingkat pengalaman estetika masing-masing, semua ini demi pencapaian hidup yang sempurna ; yang selaras dengan alam semesta dan sebagai wujud rasa syukur kepada sang pencipta.
Jakarta, Juni 2005
Para pelukis abstrak Jakarta
Itulah cuplikan manifesto abstrak yang telah ditandatangi dan dicetuskan sejak tanggal 21 Mai 2005, oleh beberapa pelukis abstrak
2
Jakarta, seperti Nunung Ws.,Sudaryono, Sulebar soekarman, Andi Suandi, Ugo Haryono, Rabet Ms,Herry Mujiono, Raden Kumala, Krisna,
Rusnoto serta pelukis yang telibat pada pameran Manifesto abstrak di Cipta II TIM Jakarta 17 – 27 Juni 2005. di ikuti oleh 14 pelukis abstrak Jakarta, Yang diresmikan oleh Bapak Abdurahman Saleh (Jaksa Agung RI) dan Bapak Mas Ahmad Santosa (pengacara). Dari sanalah perjalanan abstrak ini dimulai sebagai cikal dan langkah awal untuk menuju keberadaan abstrak di bumi Indonesia. Kesadaran yang dicetuskan para pelukis ini juga merupakan kesadaran akan perjalanan seni abstraknya masing-masing yang akan diuji oleh waktu dan alam itu sendiri. Seperti yang ditegaskan oleh Mas Ahmad Santoso dan dukungan penuh dari Bapak Abdurahman Saleh akan pendeklarasian manifesto abstrak ini,pada katalognya, bahwa Pameran manifesto abstrak ini dimaknai sebagai upaya sekumpulan pejuang kebebasan berekspresi yang tidak sekedar menghadirkan karya lukis, agar bisa dinikmati oleh masyarakat, tetapi sebagai upaya merespon dinamika dan hiruk pikuk social yang terjadi disekita lingkungan. Dan pameran ini juga sebagai pendidikan bagi masyarakat, agar kita dapat memberikan apresiasi yang lebih baik lagi terhadap sebuah karya seni sebagai ekspresi dari kekayaan pemikiran dan idealisme pelukisnya.
Kekuatan dukungan moril yang diberikan merupakan pondasi yang kokoh untuk terus melakukan perjalanan abstrak keberbagai daerah sebagai suatu usaha mensosialisasikan abstrak dan memberikan apresiasi kepada masyarakat. Pertemuan-pertemuan pada setiap daerah yang dijadikan tempat berpameran, akhirnya menyiratkan suatu kebutuhan dan kegelisahan, serta akhirnya pula memberikan kesadaran terhadap karya yang digelutinya, yaitu abstrak. Menariknya setiap kali berpameran tidak memerlukan apa yang disebut curator, karena kita punya kesadaran bahwa pelukisnyalah yang menjadi curator sendiri dan yang mengetahui karyanya secara jelas dari awal hingga akhir proses karya tersebut jadi. Keyakinan yang kuat sebagai seorang pelukis abstrak menunjukan kepada kekuatan pemikiran dan idealisme karya yang dibuatnya. Dari Jakarta, pameran ini melangkah berpameran di Taman Budaya Yogya dengan mengambil tema, Realitas Abstrak= Nirupa pada bulan Agustus 2005 di resmikan oleh Bapak Hartoyo SH (kepala kejaksaan tinggi Yogya), dan di ikuti oleh 14 pelukis Yogya dan 12 pelukis Jakarta.lagi-lagi bahwa karya abstrak tidak lain untuk mengajak kita kembali kepada makna hidup, mengembalikan kesadaran kita akan tugas yang diturunkan Tuhan untuk memelihara dunia ini. Itu ungkapan yang disampaikan Bapak Hartoyo pada pembuka katalognya. Jadi jelas bahwa ungkapan dan dukungan moril yang diberikan untuk bergeraknya perjalanan ini semakin besar, tinggal bagaimana kita menyikapi hal tersebut sebagai bagian dari
3
perjalanan yang sedang dilakukannya. Banyak hal yang kita peroleh dalam proses perjalanan ini, yang kesemuanya mengikuti kepada proses alamiah kehidupan itu sendiri.
Dari Yogya perjalanan ini dilanjutkan ke Bali, tepatnya di Sika Galeri pada Januari 2006, dengan tema Niskala=Abstrak yang diresmikan oleh Pemusik Bapak Sawung Jabo, di ikuti sekitar 20-an pelukis dari Bali,, Jogya dan Jakarta. Lain Jakarta, lain Yogya, lain pula Bali dan disetiap event tersebut kami selalu mengadakan pertemuan dan dialog mengenai abstrak, dari sana pula kita mendapatkan sesuatu hal yang menarik dan baru mengenai pemikiran-pemikiran dari setiap pelukis yang berpameran. Untuk mendokumentasikan dan mengetahui pemikirannya, maka dibuatlah rekaman dari setiap masing-masing pelukis untuk menjelaskan dan mengungkapkan pemikrannya tersebut, disamping membuat rekaman video pada setiap event pameran. Publikasi dan dokumentasi merupakan bagian pelengkap yang selalu menjadi saksi dari perjalanan ini. Barangkali kita tidak menampik bahwa semua perjalanan ini merupakan alur yang telah digariskan untuk tetap konsisten pada kesadaran awal terhadap kerja yang selama ini dilakukan dan dari kita masing-masing selalu mengevaluasi dan berintrospeksi atas apa yang telah dilakukan untuk bisa tetap jalan pada jalur yang telah dipilihnya.
Kembali kepada perjalanan, bahwa proses harus kembali ke Yogya dan yang kedua kalinya ini dilakukan pada Bulan September 2006 di Taman Budaya dengan tema Perjalanan seni lukis Abstrak Indonesia # 4 dan diresmikan oleh kepala Taman Budaya Ibu Dian Anggraeni yang diikuti sekitar 36 pelukis Abstrak, dari yogya 17 pelukis, Bali 4 pelukis, Semarang 1 pelukis, Surabaya 2 pelukis, Jepara 1 pelukis, Bandung 2 pelukis, Jakarta 7 pelukis dan diikuti oleh pelukis tamu dari Amerika 1 pelukis, Belanda 1 pelukis. Menarik pada pameran kali ini karena keragaman pemikiran dan visual yang ditampilkan, sehingga menambah keyakinan bagi setiap individu pelukisnya untuk terus berkomunikasi, berdialog dan berbagi dalam pemikiran mengenai apa yang diperbuat, ada satu lontaran yang dikemukakan pada pertemuan pembahasan atau dialog mengenai pemikiran bahwa abstrak bisa di pilah menjadi Abstrak, abstraksi dan ngabstrak, dari ketiga pilahan tersebut dimanakah posisi kita ? kembali kepada introspeksi diri masing-masing setiap pelukis. Menarik untuk ditelaah lebih dalam, karena selama ini di Indonesia Abstrak masih diposisikan pada isme, atau aliran sehingga ada keterbatasan ungkapan, sehingga yang terjadi selama ini bahwa di Indonesia hanya ada Abstraksi, apa benar ? Kembali kepada perjalanan ini yang akan mencoba berbagi dan shering
4
terhadap anggapan yang selama ini ada dan tidak menutup kemungkinan segala bisa saja terjadi, kembali kepada waktu dan alam yang akan mengujinya, dan kita menjalaninya.
Setelah dari Yogya ini, kita kembali mengevaluasi dan berintrospeksi terhadap apa yang telah dilakukan, untuk pergerakan selanjutnya, sehingga rencana dan program yang akan dijalaninya memberikan kelegaan untuk terus dilakukan, sampai pada puncak untuk menghadirkan keberadaan abstrak di Indonesia, suatu keinginan yang tetap dilandasi oleh kesadaran pada setiap pelukisnya.
Orang memandang lukisan abstrak sebagai sekumpulan tanda yang tak pernah dimengerti, bukankah karena itu salah satunya orang akan selalu mendekatinya ? bukankah pada dasarnya setiap orang tak suka digurui ? seperti puisi yang lahir dari kejujuran, bukan oleh suatu kepentingan, maka ia akan menyimpan sekumpulan makna yang hanya bisa dirasakan. Catatan perjalanan menuju pameran seni lukis abstrak di Indonesia I ini saya akhiri dengan menyuplik sebuah puisi Acep ZamZam Noor yang juga dicuplik oleh Pak Abdurahman pada saat membuka pameran manifesto abstrak di TIM ;
Sajak kepada pelukis
Sebab tak ada lagi yang bisa ditawarkan cakrawala
Selain garis lengkung, maka bicaralah terus pada kesunyian
Menulislah terus tentang kesunyian
Di bumi tanganmu akan dikenang rerumputan
Serta dikekalkan burung-burung di udara
Jika garismu adalah kecemasan dan warnamu adalah kegelisahan
Maka melukislah terus tentang asal segala asal, tentang akhir semua akhir. Pengembaraanmu akan berujung pada ketiadaan
Gelaplah segala pernyataan dan ungkapan.
Dibawah ini saya uraikankan juga rencana selanjutnya dari catatan perjalanan ini, sehingga kita bisa menyadari dengan kesadaran penuh bahwa perjalanan belum selesai, walaupun kegiatan telah dilakukan, karena hakiki hidup kita juga berjalan menuju hakikatnya.
Rencana kegiatan ‘Perjalanan Seni Lukis Abstrak di Indonesia :
a. Tahun 2007:
Pameran-pameran:
1. Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak # V di Galeri Semar Malang (14-28 April)
2. Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak # VI di Musium Barli Bandung. (Agustus)
3. Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak # VII di Taman Ismail Marzuki Jakarta (Juni)
5
4. Pameran Seni Lukis Abstrak di Indonesia yang Pertama di Jakarta Galeri Nasional atau Musium Gajah (November)
5. Pameran Tunggal Pelukis Abstrak ……..
6. Pameran Bersama (2-3 Pelukis Abstrak) …..
Pembuatan:
1. Buku Seni Lukis Abstrak di Indonesia (Bahasa Indonesia)
2. Seri Buku Profil Pelukis Abstrak di Indonesia.
3. Seri DVD Proses Kreatif Pelukis Abstrak di Indonesia
4. Web-site Seni Lukis Abstrak di Indonesia
5. Abstract Letters Seni Lukis Abstrak di Indonesia.
b. Tahun 2008:
Pameran-pameran:
1. Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak # VIII di Yogyakarta
2. Pameran Tunggal Pelukis Abstrak ……..
3. Pameran Bersama (2-3 Pelukis Abstrak) …….
Pembuatan:
1. Buku Seni Lukis Abstrak di Indonesia (Bahasa Inggris)
2. Seri Lanjutan Buku Profil Pelukis Abstrak di Indonesia.
3. Seri Lanjutan DVD Proses Kreatif Pelukis Abstrak di Indonesia.
4. Web-site Seni Lukis Abstrak di Indonesia.
5. Abstract Letters Seni Lukis Abstrak di Indonesia.
Ciputat,
tengah Januari 2007